Rama Gani, OSC Sejati!
![]() |
Pst. Agustinus Gani O.S.C. |
“Untuk ukuran jaman sekarang, Pst. Gani adalah OSC SEJATI”
Saya
sudah mengenal Rama Gani sejak SMP.
Waktu itu saya bertugas sebagai misdinar. Sebetulnya ada banyak pengalaman
mengesankan bersama Rama Gani. Misalnya saja ketika masih SMP saya sering pergi
ke stasi dengan beliau. Kami pergi dengan mobil Jeep. Pst. Gani yang nyopir dan saya duduk di sampingnya sambil
membawa tas merk Honda yang berisi
permen ‘miyami’. Pst. Gani adalah figur yang memberi banyak
perhatian kepada anak-anak dan umat yang hidupnya sederhana. Apabila dia
mendapat uang saku, beberapa hari kemudian uang sakunya habis dibagikan kepada
anak-anak dan orang-orang yang membutuhkan. Sungguh luar biasa.
Pastor Agustinus Gani O.S.C. |
Dalam perjalanan dia sebenarnya
sempat mengalami kebingungan. Adakalanya
dia sering minta digantikan apabila ada tugas misa. Apakah ada perasaan minder saya tidak tahu pasti. Ketika bertugas di
Cigugur Pst. Gani diberi julukan oleh umat di sana. Ia diberi
julukan “Eyang Gani”. Sapaan inilah yang membuat
dia tampak happy. Hatinya tergugah dan kembali
bersemangat melayani dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada.
Ada banyak hal yang mengesankan
ketika saya tinggal satu komunitas bersama Pst. Gani. Dia selalu memberi perhatian lebih kepada
saya. Dia selau memberi sedikit uang sakunya, padahal saya sudah dapat uang
saku juga. Hanya saya yang diberi, Pastor yang
lain tidak mendapatkannya. Dalam
penampilan Pst. Gani itu orang yang unik
dan sederhana. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya dia menjadi orang yang
dikagumi dan dihormati oleh banyak orang. Memang dia tidak pandai berkhotbah
apalagi berbicara dengan hebat. Tetapi umat memaklumi dan tetap mengagumi
hidupnya yang sederhana. Pst. Gani adalah orang yang berupaya hidup di dalam
ketaatan yang luar biasa sebagai biarawan OSC. Hidupnya tampak dalam
ketaatannya di dalam doa, kebersamaan dan persaudaraan OSC. Sampai sekarang hal
tersebut masih nampak. Misalnya saja jika ada Pastor yang berulang tahun, ia
berupaya menyempatkan untuk hadir meskipun dengan bantuan kursi roda.
Pastor Gani
dengan semangat Salibnya ia taat dan selalu siap sedia menerima tugas apapun
yang dipercayakan kepadanya. Diberi tugas apapun rasa-rasanya dia tidak pernah
menolak. Ia tidak melekat pada barang. Misalnya saja, ketika ia mendapat sepatu baru tetapi kemudian ada orang datang dan butuh bantuan, ia langsung memberikan sepatu itu
meskipun ia belum sempat memakainya sama sekali. Ia adalah orang yang rela
berkurban bagi orang lain. Hal ini tampak ketika ia mendapat uang saku, ia
membagi-bagikan uang yang ia dapat untuk membantu umat sampai uang sakunya
habis.
Pst. Gani senantiasa berupaya untuk hadir dalam acara bersama, punya loyalitas terhadap Ordo, memiliki semangat
hidup religius dan tekun berdoa. Ia
adalah orang yang sederhana dan taat. Ia tidak pernah neko-neko dan tidak
banyak menuntut. Ia adalah orang yang menghayati hidupnya dengan
sungguh-sungguh. Justru di dalam kesederhanaannya hidupnya menjadi nyata.
Kesungguhan hidunya tampak nyata dan konkret. Itulah kehidupan Pst. Gani
sebagai Biarawan OSC.
***
“Gembala yang mau menyapa dengan ramah, menolong dengan hati, mencari dengan sabar dan membawa umat kepada Allah dengan pasti”
“Gembala yang mau menyapa dengan ramah, menolong dengan hati, mencari dengan sabar dan membawa umat kepada Allah dengan pasti”
Saya mengenal Pastor Gani sejak duduk
di bangku SMP. Ada satu pengalaman
berkesan dan sungguh istimewa bersama Pst. Gani. Waktu itu kira-kira usia
SD, saya sempat beberapa kali mengikuti kursus katekumen. Sampai tiga kali
mengikuti les katekumen saya tidak pernah lulus karena malas-malasan dan jarang
datang. Akibatnya saya tidak bisa dibaptis. Hingga SMP saya belum sempat dibaptis
karena belum lulus les katekumen.
Suatu ketika Pst. Gani berpesan kepada
bapak saya “Yoyo kamu dicari Pst. Gani!”. Pikir saya, bagaimana Pastor Gani
mengenal saya? Kemudian saya memberanikan diri datang ke Pastoran untuk menemui
Pst. Gani. Waktu itu hari Jumat, kira-kira jam enam sore. Saya berjumpa dengan
beliau. Pst. Gani “Yoyo, kamu mau dibaptis tidak?”. Yoyo: “Mau Pastor. Tapi saya tidak
lulus-lulus karena saya bolos terus. Bagaimana caranya Pastor?”. Kemudian Pst.
Gani mengambil Katekismus dan dia
menunjukkan ‘Doa Tobat’ kepada saya. “Ini Doa Tobat, sok kamu hafalkan doa
tobat ini, nanti Rama mau ke lingkungan dahulu. Setelah pulang dari lingkungan
Rama akan tes kamu! ” Pulang dari lingkungan kira-kira jam 09.00 malam Pst.
Gani menguji saya. Saya dites. Tes doa tobat lulus dan berhasil. Yoyo: “Apa
keputusan Pastor?”. Pst. Gani: “Ya, besok kamu dibaptis!” Itulah pengalaman
saya yang sungguh berkesan dengan Pst. Gani. Saya dibaptis berkat perjumpaan
satu malam dengan Pst. Gani hanya karena beberapa jam menghafal ‘Doa Tobat’.
Beliaulah yang memberi kesempatan kepada saya untuk dibaptis.
Apabila saya melihat Pst. Gani ada banyak hal positif yang saya
temukan. Dia adalah orang yang rutin menyapa umat, berkunjung, mendengarkan
pengakuan, mendengarkan orang lain yang mau berbicara dan mau mendatangi
siapapun. Ia melayani orang lain tanpa membeda-bedakan, hidup sederhana, tidak
banyak tingkah macam-macam, dan kemana-mana senang jalan kaki. Walaupun
dia sibuk kunjungan kesana-kemari tetapi
ia tetap mengutamakan kebersamaan dengan para Pastor. Pada saat bersama ia
hadir dan mau terlibat dengan para Konfrater yang lain. Hidup doanya juga kuat.
Dia selalu mendorong umat dan para
remaja untuk berdoa karena dia sendiri sungguh-sunngguh merasakan dan mengalami
kekuatan doa. Dialah sosok gembala sederhana dan murah hati. Kini Pastor Gani
sudah semakin sepuh. Harapan saya semoga beliau tetap sehat dan memberi
semangat kepada para Frater, Pastor dan umat sekalian di dalam hidup dan
keteladanannya.
***
Dia Orang:
Sederhana, Tulus dan Mau
Melayani Tanpa Pamrih
Pst. Yusuf Sukarna, Pr.
Dayeuhkolot, Sabtu, 5 Maret 2016
Pada waktu masih frater
saya tinggal bersama dengan komunitas OSC di jalan Pandu. Maklum belum ada
tempat untuk mendidik para frater Projo. Kebetulan di Pandu ada Pst. Gani. Saya
mengenal lebih dekat dengan Pst. Gani ketika beliau pindah dari Projo ke OSC. Ketika
saya tinggal di Pandu, Pst. Gani sedang menjalani masa Novisiat di sana. Dialah
satu-satunya novis yang dapat mempersembahkan misa. Jika ada waktu luang, saya
seringkali diajak beliau jalan kaki sembari mengobrol santai di jalan. Saya
juga pernah tinggal bersama beliau untuk kedua kalinya pada tahun 80-an ketika
tugas di Paroki Kristus Raja Cigugur.
Secara pribadi, saya
melihat Pst. Gani adalah seorang pastor yang baik. Pelayanannya kepada umat
dilakukan dengan tulus, tanpa pamrih. Orangnya sederhana. Ia juga memiliki
sikap percaya diri yang tinggi. Memang dari segi intelektualitas ia bukanlah
orang yang sangat hebat. Pst. Gani orang yang biasa-biasa saja. Meskipun intelektualnya
tidak begitu menonjol tetapi, ia suka belajar dan sering membaca buku. Kesan
saya, Pst. Gani adalah orang yang kurang mementingkan diri sendiri. Apapun yang
dia miliki, jika diminta oleh orang pasti akan diberikan. Jika ia mendapatkan
uang saku pasti habis untuk dibagi-bagikan. Dia selalu mementingkan kebutuhan
orang lain terlebih dahulu. Salah satu tindakannya yang saya kagumi adalah
kunjungan umat. Ia rajin mengunjungi umat. Bahkan ketika Pst. Gani pindah dari
Cigugur banyak orang merasa kehilangan sosok Pst. Gani. Beliau adalah sosok
yang dikagumi oleh banyak orang karena kesederhanaan dan kepeduliannya kepada
umat.
Sekarang Pst. Gani
sudah sepuh, pesan saya untuk Pst. Gani “Nikmatilah dengan penuh kegembiraan apapun
yang bisa dinikmati. Jika sudah sepuh mau apa lagi? Pastoral tidak mungkin.
Paling-paling melayani pengakuan. Nikmati saja kebaikan Tuhan di masa sepuhnya.
Semoga Pst. Gani dapat mengalami hidup sebagai anugerah Tuhan”. Satu kesan
terakhir dari saya, Pst. Gani adalah rohaniwan yang senantiasa mengabdi dan
memberikan diri kepada gereja bukan rohaniwan yang selalu menuntut mendapatkan
sesuatu dari gereja. Dialah teladan kesederhanaan, ketulusan dan pelayan tanpa
pamrih.
***
Hasil Wawancara Fr. Yosep Pranadi OSC, dalam rangka merayakan Ulang Tahun Pst. Agustinus Gani OSC yang ke-90 tahun pada hari Senin, 25 April 2016 di Priorat Pratista Kumara Warabrata, Jl. Sutan Agung No. 2, Bandung. Ini adalah sebagian tulisan yang akan diabadikan menjadi sebuah buku kenangan.
Pastor Agustinus Gani O.S.C., Foto Maret 2016 |
Senin, 28 Maret 2016
Priorat Sultan Agung
Komentar
Posting Komentar